Si egois ini—begitu tidak senang melihat mu
pulang kerumah.
Padahal ia tau alasan mu pulang kerumah untuk
bertemu dan menghabiskan waktu dengan orang tua mu. Tapi pasti saja ada waktu
mu untuk bertemu dengan gadis itu bukan? Dia—cemburu, takut kamu pergi berdua
dengan gadis itu, membunuh waktu bersama dengannya.
Si egois ini—begitu sedih setiap mendengar mu
hendak pulang.
Dua hari akan ia lewati tanpa melihat mu,
terlebih ia tak punya alasan untuk menanyakan kabar tentang keadaan mu. Ia
selalu kebingungan bagaimana membunuh waktu untuk tidak merindu. Dua hari
terasa berhari-hari.
Si bodoh ini—meradang setiap melihat mu
dengan gadis baru yang kini sedang kamu tunjukan pada dunia.
Sayangnya ia tidak bisa apa-apa, karena dia
memang sejak awal bukan siapa-siapa. Dan sejak awal—kamu memang sudah
menekankan kalau kamu dan dia hanya sebatas teman. Ya—sebatas teman, tidak
mungkin lebih. Menyedihkan.
Si posesif ini—begitu iri setiap melihat mu
tersenyum dan bicara ramah dengan yang lain.
Sedangkan sikap mu dengannya berbanding
terbalik, padahal ia sangat senang melihat mu tersenyum. Ia bersedia mendengar
tanpa bicara untuk mendengar celoteh mu tentang hidup.
Si posesif ini—pencemburu
“Cemburu?” Sergah mu. “Merasa memiliki, kah?”
Sialnya kata-kata itu membuatnya tak berkutik, bagaimana tidak—kamu bukan
miliknya bukan? Jadi punya hak apa Ia untuk mencemburui gadis lain.
Si Bodoh ini—menyukai mu dalam diam
Walaupun ia merasa kamu tidak begitu bodoh
untuk tidak sadar rasanya itu ada. Rasanya pada mu itu nyata. Kamu hanya
pura-pura bodoh agar tak melukainya. Bagaimanapun kedepannya tidak akan baik
jika tau lalu menolak rasanya bukan?
Si gila ini—lupa
Sebagaimana ia punya hak untuk mencintai mu,
kamu pun punya hak untuk tidak membalas rasanya.
Si egois, si bodoh, si posesif dan si gila
ini—mencintai mu dalam diam.
Dari pada merusak semuanya. Ia tak tau
bagaimana cara untuk mencintai dengan benar, ia tidak tau cara memulai dengan
tepat. Yang ia tau hanyalah berdoa pada Tuhan, untuk memalingkan wajah mu
kearahnya—walaupun setidaknya saat bicara dengannya.
Aku.
Love, Sekarsae
0 komentar:
Posting Komentar