Minggu, 30 Desember 2018

Review 2018


Rasanya baru kemarin ku habiskan penghujung akhir tahun 2017 sambil inventory di carrefour ambarukmo plaza, dan tiba-tiba sekarang sudah ada lagi di penghujung akhir tahun 2018. Namun sayangnya kini aku sudah berada di perusahaan yang berbeda, ya—akhir maret aku resign dari carrefour—atau lebih tepatnya jadi Gagal TRDP—dan akhir november aku kembali tanda tangan kontrak dengan salah satu perusahaan yang cukup besar di kalimantan selatan. Dan seperti awal dulu, aku selalu merahasiakan dimana aku bekerja—dan kali ini pun demikian, aku merahasiakan tempat ku bekerja disini—hanya beberapa orang yang tau, sisanya ku bohongi.

2018—apa ya? Banyak yang terjadi. Jelas. Mari kita flash back sebentar, apa sih yang terjadi di tahun ini, sebelum tahun 2018 ini berakhir—btw hari ini aku akan menulis banyak hal di blog, karena sudah hampir 2 bulan tidak menulis apapun di blog, tulisan ini akan jadi tulisan terakhir yang aku post di tahun 2018 karena besok aku akan lembur di tempat kerja yang baru.

·         Januari, ulang tahun ku dirayakan sama teman-teman TRDP Carrefour Amplas, Rian, Gilang, Dian, Mba Bintang, Mba Yas, Widya, Mas Ozy, dkk. Dekat sama cowok tapi endingnya aing menyakiti hatinya.
·         Februari, panel TRDP dan dengan lantang minta nggak di luluskan—dengan banyak pertimbangan walaupun sebenarnya aku cukup bagus untuk lanjut, mengingat panel project ku di angka 53juta pertiga bulan terakhir. Habis panel kita ke punthuk setumbu, padahal seharusnya hari itu aku dapet shift siang buakakakaka!
·         Maret, be a gagal TRDP—tanggal 6 maret 2018, bahagia sekali rasanya. Dengan bahagia menatap pak Anto dengan mata berapi-api ‘saya memang minta untuk tidak lulus’. Namun pisah dari Mba Bintang, Mba Yas, Widya dan terlebih lagi Mas Ozy itu tidak semenyenangkan yang dipikirkan, terlebih aku nggak punya banyak teman di Jogya selain mereka di tambah Mba Dian—posisinya disini mas Gilang dan Rian sudah pindah. Walaupun kami tetap main bersama. Oh ya! Satu lagi—aku untuk pertama kalinya nge-gym! Wkwkwk norak, sampai setiap hari nge-gym. Huehehehe.
·         April, kerjaan bulan april hanya jalan-jalan, nongkrong ngalur ngidul, nonton drama korea, nonton film dan kebanyakan sama si Mba Dian. Hahaha! Nge-gym, ikut beberapa seminar yang diadain UGM. Belum terpikir untuk kembali bekerja, terlebih lagi baru melewati bulan-bulan yang berat karena berada dibawah tekanan pak Anto. Hmmmmm~ aku mau happy dulu walaupun teteup cari kerja dan jualan Dsae plus polaroid.
·         Mei, ibu dan langit datang ke Yogya, kita jalan-jalan keliling yogya dan ngajak Gilang—adik kelas waktu kuliah. Kita jalan-jalan ke prambanan, hutan pinus, pantai parang tritis. Langit pulang ke kalimantan lebih dulu, setelahnya aku lanjut jalan-jalan lagi sama ibu ke pekalongan plus batang.
·         Juni, bulan puasa—awalnya mau pulang libur lebaran aja, nantinya balik lagi ke jawa. Tapi ternyata(?) gara-gara diri sendiri sih sebenarnya, gara-gara nggak mau bayar kos, jadi mikir ya udah nggak usah ngekos dulu aja, eh tapi orang rumah malah ngira mau pindah kalimantan selatan aja.
·         Juli, kembali ke jawa karena nikahan mas Musa. Ada niat untuk jalan-jalan keliling jawa karena mumpung di Jawa, tapi—ada adegan jatuh dari kamar mandi jadinya nggak jadi deh. Syedih. Ketemu Uyo, Muti dan Khusnul—teman semasa kuliah di salah satu mall di jakarta
·         Agustus, Fella—sahabat dari SMP lamaran, sedih bet! Apalagi nggak bisa nemenin disana. Ikut Jobfair di Banjarmasin dan semua lamaran yang aku masukin di terima semua—sayangnya aku semuanya juga nggak aku datangin wkwkwkwk.
·         September, ikut adarospectrapreneur—disini mulai dapet temen ya walaupun emang nggak banyak. Tapi setidaknya aku punya temen—disini aku nggak punya temen selain ngerampok temennya langit untuk aku jadiin temen ku. Interview awal perusahaan ku yang baru, ke Banjarmasin sendirian—nggak tau apa-apa, cuma berpanduan sama Gojek dan juga google maps, hotel pun via airy room.
·         Oktober, aku bikin usaha snack.tanjung sama preloved.tanjung. COD-annya di tanjung wkwkwkwk, padahal rumahnya di Jaro. Motor yang di Jogja dikirim ke kalimantan—makin sedih karena bau-baunya bakal susah ke Jawa lagi L dan juga tanda tangan kontrak selama lima tahun, sempet galau sebenarnya huehehehe. Lima tahun lagi, usia ku sudah tidak muda lagi.
·         November, ke Rindaaaaaam! Wagelaaaaseeeeh(ini juga bakal aku ceritaain)~ in class, general class, functional class dan juga OJT di banjarmasin. Bulan penuh drama juga ini—dramanya bukan karena masalah kerjaan, tapi karena satu kos berdua -.- (next aku bakal ceritain)
·         Desember, dapat penempatannya di kelua. Dekat dengan ayah dan ibu, walaupun memang jarak tempuhnya satu setengah jam. Huehhehehe

Ya—sekian ceritanya, kali ini cukup membosankan kan? Ya! Aku tau kok, aku juga merasa sedikit bosan, bukan aku banget yang bisa cerita tentang diri ku sendiri di blog pribadi diri sendiri wkwkwkwkw! Tapi nggak apa apa, buat reminder diri sendiri. J

Tahun depan, ayo kita buat cerita menarik sebanyak-banyaknya. Semoga segera didekatkan jodohnya biar akhir tahun 2019 atau awal tahun 2019 bisa nikaaaaah! Yeaaaaaay! Aaaamiiiin



Share:

Antara Jawa dan Kalimantan


Sudah jalan tujuh bulan atau lebih tepatnya 206 hari aku sudah di pulau kalimantan, tepatnya kalimantan selatan. Tidak mudah—benar-benar sangat tidak mudah, terlebih lagi sudah dua belas tahun lamanya aku di Jawa—bahkan baru saat kuliah aku kembali ke kalimantan untuk sekedar liburan akhir semester. Bisa dibayangkan bukan? Aku yang selama dua belas tahun merasakan hirup pikuk kehidupan yang ramai, kini harus kembali ketempat ayah ibu ku yang harus ku tempuh 6 jam dari bandara.

Mungkin aku terlihat begitu dekat dengan ayah ibu dan adik ku, tapi sebenarnya? Aku merasa seperti orang lain di sekitar mereka. Aku mungkin tau tanggal lahir ayah ibu, tapi aku tidak tau apa makanan favorit mereka—menyesakan bukan. Aku adalah orang yang terakhir tau masalah keluarga yang ada di dalam keluarga ku. Aku—adalah orang yang tidak pernah didengar, karena memang aku benar-benar tidak tau apa-apa. Aku sayang mereka, tapi aku—tidak mengenal kedua orang tua ku sebaik adik ku mengenal mereka.

Kalau orang lain merasa senang jika bersama dengan orang tua mereka, tidak dengan ku. Mungkin karena aku belum menyesuaikan diri, aku terlalu bebas hingga rasanya disini sayap ku di potong.

Aku pun tidak banyak punya teman disini, teman-teman ku bisa di hitung dengan jemari tangan yang ku miliki. Terkendala bahasa adalah faktor utama, aku tidak enak kalau harus bicara bahasa indonesia terus menerus—takut dikira sok dan songong.

Tidak ada bedanya dengan di Jawa, disini tidak ada yang bisa ku panggil rumah. Aku tetap ngekos, tetap jauh dari orang tua. Lalu apa bedanya?

Tapi aku tetap melaluinya, terlebih sekarang aku punya pekerjaan disini. Aku mencoba menyesuaikan diri. Entah kelak aku bisa kembali ke Jawa atau tidak, ku pasrah saja pada yang kuasa. Dia paling tau yang terbaik.

Kalau ditanya “apakah kamu mau kembali kesana?” jawabannya “ya”, entah itu untuk sekedar liburan atau—untuk menetap.

Share:

Dilarang baper


Tribute to : salah satu teman yang jatuh cinta dengan teman sekantornya sendiri

Sadar atau tidak, kita tak pernah akrab sebelumnya, hanya tau sama tau—ngobrol pun rasanya tidak pernah walaupun kita berada ditempat yang sama. Kamu lebih memilih diam, begitupun dengan ku—sekarang aku bukan orang yang mudah untuk bicara terlebih dengan laki-laki.

Hingga suatu ketika ku beranikan untuk menggoda mu, memberikan gombalan ringan yang mengembangkan senyuman mu, ku lihat kaupun salah tingkah—membuat ku semakin semangat untuk menggoda mu. Kita pun mulai saling menyapa, kamu pun mulai berani untuk bercanda dengan ku, membalas gombalan ku. Walaupun ku sadari masih saja ada sekat di antara kita yang tidak bisa ditembus saat kita hanya berdua, aku masih saja tidak bisa jadi diri sendiri jika hanya berdua dengan mu. Ditambah lagi dengan sikap mu yang cool, cuek dan agak pendiam.

Sampai pada akhirnya aku menyadari kalau aku mulai tertarik dengan mu. Terlebih setelah menyadari dibalik sikap mu—kamu perduli pada ku. Dan lambat laun pun aku menyadari kalau kamu menarik dan aku tertarik.

Dan sayangnya rasa itu sepertinya harus terhenti, setelah aku pikir dan telaah—mana mungkin(?) mana bisa(?) Mungkin saja bukan kalau sikap baik mu hanya kedok, mungkin saja hanya karena aku teman kerja mu—atau mungkin saja kamu segaja(?) karena kalau sampai ketahuan, ada cinta di kantor—bukankah yang paling mungkin pindah adalah kamu(?). Tidak boleh ada cinta di kantor, bukan(?)

Share:

Someone like you



Aku bertemu seseorang seperti kamu disini, dia sangat mirip dengan mu sampai membuat ku mengingat mu. Begitu mirip hingga mampu membuat aku mengenang kisah masa lalu dengan mu—tentunya. Perbedaan padanya membuatnya membandingkannya dengan mu, lagi-lagi semua tentangnya membuat ku mampu menggambarkan dirimu pada dirinya.

Dia lebih tinggi dari mu, kulitnya lebih putih dan juga lebih bersih—tidak ada bekas luka ataupun bintik-bintik coklat di pipi— bibirnya tipis—matanya sayu sama seperti mu, hidungnya tidak terlalu mancung tapi tidak bisa juga ku sebut pesek, alisnya tebal,  rambutnya tertata rapi tidak seperti mu yang memanjangkan poni—walaupun itu dulu—. Suaranya hampir sama dengan mu, hanya tonenya sedikit berbeda. Dia lucu, beberapa kali ku temukan dia bercanda dengan teman-temannya. Ah! Satu lagi yang sama dengan mu, matanya tidak pernah beranjak pergi dari layar handphone. Entah itu untuk main game atau seperti mu saat sedang chat dengan perempuan lain saat bersama ku dulu.

Kami belum pernah berbincang, aku bukan gadis yang sama seperti dulu—yang bisa membuka pembicaraan. Kami hanya pernah berpapasan, saling menatap dan saling membalas senyuman. Hanya itu.

Melihatnya membuat ku mengingat mu. Membuat ku kembali mengenang masa lalu yang pernah ‘kita’ lalui bersama. Dan ketika aku mengenang masa lalu, aku membuka luka lama yang sudah ku kubur dan kulupakan.

Share: