Tribute to : salah satu teman yang jatuh cinta dengan teman sekantornya sendiri
Sadar atau tidak, kita tak pernah akrab sebelumnya, hanya
tau sama tau—ngobrol pun rasanya tidak pernah walaupun kita berada ditempat
yang sama. Kamu lebih memilih diam, begitupun dengan ku—sekarang aku bukan
orang yang mudah untuk bicara terlebih dengan laki-laki.
Hingga suatu ketika ku beranikan untuk menggoda mu,
memberikan gombalan ringan yang mengembangkan senyuman mu, ku lihat kaupun
salah tingkah—membuat ku semakin semangat untuk menggoda mu. Kita pun mulai
saling menyapa, kamu pun mulai berani untuk bercanda dengan ku, membalas
gombalan ku. Walaupun ku sadari masih saja ada sekat di antara kita yang tidak
bisa ditembus saat kita hanya berdua, aku masih saja tidak bisa jadi diri
sendiri jika hanya berdua dengan mu. Ditambah lagi dengan sikap mu yang cool, cuek dan agak pendiam.
Sampai pada akhirnya aku menyadari kalau aku mulai tertarik
dengan mu. Terlebih setelah menyadari dibalik sikap mu—kamu perduli pada ku.
Dan lambat laun pun aku menyadari kalau kamu menarik dan aku tertarik.
Dan sayangnya rasa itu sepertinya harus terhenti, setelah
aku pikir dan telaah—mana mungkin(?) mana bisa(?) Mungkin saja bukan kalau
sikap baik mu hanya kedok, mungkin saja hanya karena aku teman kerja mu—atau
mungkin saja kamu segaja(?) karena kalau sampai ketahuan, ada cinta di kantor—bukankah
yang paling mungkin pindah adalah kamu(?). Tidak boleh ada cinta di kantor,
bukan(?)
0 komentar:
Posting Komentar