“Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint : buku
Catatan si Anak Magang Film “Cinta Dalam Kardus” yang tayang di bioskop mulai
13 juni 2013.”
Tulisan ini tentang
seseorang—dia bukan pacar ku, dia hanya gebetan yang tidak pernah jadi pacar ku
dan baru sekitar tujuh bulan yang lalu ia meninggalkan ku—mematahkan harapan
yang ku bangun lebih dari Sembilan bulan. Dan kardus ini berisi semua barang
yang dia berikan dan juga barang yang ingin ku berikan namun tak pernah ku
berikan padanya—karena waktu sudah terlanjur memisahkan kami. Sebut saja dia—Gema.
Gema adalah teman satu
jurusan ku, dari awal aku lah yang pertama naksir dia, mengejar-ngejarnya dan
pertama kali yang menyatakan cinta padanya. Dia menolak dan terus menolak,
namun ia tidak beranjak jauh dari ku, terus menerus didekat ku, memberi
perhatian dan memberikan harapan, sampai aku menganggap—tidak mungkin dia tidak
mencintai ku?
Gantungan kunci, itu
benda pertama yang ia berikan pada ku setelah ia pergi ke Jogjakarta, begitu
sampai Semarang, ia langsung ke kos ku untuk memberikan gantungan kunci. Sebenarnya
aku berharap lebih, aku inginkan lebih besar, setidaknya kaos Jogja lah. Tapi benda
kecil itu membuat ku tak berhenti tersenyum saat itu—karena ada tulisan ‘I Love
You’. Aku ke-geeran di buatnya saat itu, namun aku tidak bisa berkata apa-apa.
Kertas atau tepatnya
lipatan kertas yang membentuk sebuah perahu kertas, yang ketika lipatan-lipatannya
di buka, akan terlihat dua tulisan yang berbeda, tulisan aku dan dia, waktu itu
aku sedang marah dengannya tidak mau bicara dengannya sehingga ia menulis
dikertas dan memberikannya pada ku, jadilah kami berdua ngobrol di lembaran
kertas yang akhirnya aku lipat seperti perahu kertas.
Merek minuman, ini
konyol, ya sangat konyol. Aku menyimpan plastik merek sebuah minuman dalam
kardus itu—tapi itu berharga, mengingatkan ku ketika pertama kalinya dia
membelikan aku minuman tanpa ku minta, bahkan membukakan tutup minuman yang
sebenarnya aku bisa buka sendiri, namun aku terlalu manja untuk membukanya.
Foto, aku sering sekali
mencuri ketampanannya lewat jepretan foto dengan sembunyi-sembunyi dan dia
tidak pernah tau itu. Foto saat dia ngupil,
memperbaiki poni rambutnya yang agak alay, foto saat dia memperhatikan ku, foto
saat dia presentasi tugas kuliah dan juga fotonya saat tidur, foto yang membuat
ku memanggilnya dengan panggilan ‘kebo’.
Gelas, ini hadiah yang
terakhir yang ia berikan pada ku—setelah pulang KKL dari Bali. Benda ini
membuat ku takut, kecewa, sedih namun konyol dan senang. Rasanya ingin tertawa
setelah melihat ada tempelan harga digelas itu, entah saking groginya, dia
sampai lupa mencopotnya dan langsung memberikannya pada ku. Tapi—membaca
tulisan yang ada di gelas itu membuat ku sedih karena inti tulisan itu adalah
meminta ku untuk tidak lagi berjuang untuk memilikinya.
Ya—memang benar,
setelah gelas itu ada ditangan ku, kisah kami berakhir. Kami tidak lagi
mengirim pesan singkat seperti biasanya, saling menghindar dan itu menurut ku
sangat menyakitkan. Aku sangat tersiksa bahkan untuk melupakannya aku sudah
tidak bisa, apalagi terakhir ku dengar, ia sudah pacaran dengan gadis lain dari
kampus yang sama.
Airmata ku menetes,
melihat semua barang didalam kardus itu, membukanya mengingatkan ku dengan
Gema, membuat ku kembali membuka luka lama. Mungkin cuma keajaiban yang bisa membuat
dia kembali pada ku seperti dulu.
hehe, i know that person, :D
BalasHapusyang sabar aja yah
BalasHapusambil saja hikmah di balik semua ini
BalasHapus