Jumat, 14 Desember 2012

Sinopsi "CINTA SEGITIGA SAMA SISI"



“Kenapa sih loe bisa suka sama gue?” Tanya Anan sambil menggenggam tangan Luna. “Apa sih kelebihan gue sampai loe suka sama gue?”
Luna menatapnya dari samping, Anan memandang langit, enggan menatap Luna yang sedang menatapnya, wajahnya memerah. Mereka sama-sama berbaring memandang langit malam itu, sayangnya tidak ada bintang disana, hanya beberapa, itu pun menyembunyikan pendar cahaya indahnya.
“Mungkin karena terbiasa.” Bisik Luna. “Kita kemana-mana bareng? Kalau ada gue, pasti ada elo sama Rira. Kalau ada elo ya pasti ada gue sama Rira, gimana nggak punya rasa kalau gitu?” Luna tertawa kecil, rasanya sudah nggak ada beban untuk menutupi perasaannya sebenarnya.
“Rasanya lucu ya?” Bisik Anan, ia lalu tertawa, namun expresinya langsung berubah ketika menangkap expresi kesal dari wajah Luna. “Maksud gue, rasanya lucu kalau tau hal apa yang bikin kita disukai.” Ia tersenyum. “Eh, berarti loe juga suka sama Rira dong?!” Katanya tiba-tiba.
“Ha? Maksudnya?” Tanya Luna kaget.
“Lha katanya gimana nggak punya rasa kalau kemana-mana kita bertiga selalu bareng? Elo bisa suka sama gue, gue juga bisa suka sama Rira, berarti loe juga bisa dong suka sama Rira?”
“Eh! Dasar ya!” Luna mencubit-cubit lengannya. “Gue masih normal ya?”
“Ampun-ampun!” Ia tertawa sambil menahan sakit. “Sini duduk, gue gambarin.” Anan bangun dan duduk, begitu juga dengan Luna.
Ia mengambil kayu lalu menuliskan sesuatu di lantai yang berdebu. “Nih ya. Ini gue, elo sama Rira.” Ia menggambar. “Ini gue, gue suka sama Rira.” Ia menggambarkan lambang cinta. “Terus ini elo, elo suka sama gue.” Ia kembali menggambarkan lambang cinta. “Dan ini Rira, dia suka sama elo.” Anan tertawa sambil menggambarkan lambang cinta.
“Maksud loe Rira nggak normal gitu? Dia udah punya Gio gitu.” Luna tertawa sambil memegang perut, Anan ikut tertawa, sepertinya sudah tidak ada beban untuk melepas Rira. “Cinta segitiga sama sisi ya?” Bisik Luna tersenyum.
“Bisa dibuat novel tuh.” Anan menopang dagunya dengan tangan kiri dan memandang ku. “Tugas loe yang bikin tuh novel.”
“Buat kenangan, kalau gue pernah suka sama loe.”Luna tertegun.
***

Share:

1 komentar: