Kamis, 29 September 2022

Mengijabahi do'a

 

“Kita pasti akan bertemu lagi—.” Ucapan ku itu membahana, menatap foto mu dengan nanar air mata. “Dan ketika kita bertemu lagi—kamu akan menyesal tidak bersama ku—mencampakan ku.” Sumpah serapah ku ucapkan tanpa perduli, lupa doa-doa ku dulu yang meminta kamu bahagia bersama dengan ku. “Kamu akan menyesal—kamu akan…” Tangis ku pecah, tanpa mampu melanjutkan kata-kata, aku berharap Malaikat lewat lalu memberitahu Tuhan agar mengijabahi do’a—sumpah serapah ku.

***

Waktu berlalu—dan benar saja ku temu kan kamu berdiri didepan ku, menatap ku—menerka-nerka benarkan yang ada dihadapan mu adalah aku, ragu-ragu untuk menyapa. Sampai pada akhirnya aku membalas tatapan keraguan mu, hingga kamu tersenyum lebar menyapa ku terlebih dahulu.

“Sekar, kan?” Kamu menghampiri ku, seolah lupa apa yang kamu lakukan di tahun-tahun lalu. “Apa kabar?” Aku menyeringai, tersenyum penuh kemenangan—Tuhan mengijabahi do’a ku.

“Kami akan bertemu lagi—dan di saat itu terjadi, kamu yang akan lebih dahulu datang.”

“Maaf kamu siapa—.” Ucap ku sambil tertawa. “Tidak pernah lebih baik dari hari ini.”

***

Semoga Tuhan mengijabahi—

Sekarsae

Share: